CeritaNyata Gus Dur Ketika Membelah Diri Jadi Dua (Ragasukma) - Duta Islam Budha hingga zaman Islam di Indonesia membedakan kepemilikan dan perilaku keilmuan mistik ke dalam dua kategori, yakni kategori ilmu putih dan ilmu hitam. Sejak dahulu kala, ilmu hitam biasa disebut untuk mensifati (mengidentifikasi) keunggulan-keunggulan para tokoh Islamyang mengajarkan rasa syukur dan rasa syukur itu tidak ada di luar Islam. Islam kejawen menurut cak nun. Parahnya kini narasi tersebut juga dimainkan di dalam negeri di mana mayoritas penduduknya bahkan beragama Islam. Sebab mereka takut Islam kembali berjaya dan menguasai dunia. Jika tak ada Islam manusia bisa bertengkar di mana-mana. Menghargaikeberagaman karakteristik siswa. Islam holistik adalah. Melatih siswa agar kreatif efektif peka sosial dan percaya diri. Perbedaan ini terletak pada stamina fisik sang tuan rumah orang yang sakit Metastasis dan munculnya kembali kanker adalah akibat dari melemahnya sistem kekebalan tubuh sang tuan rumah. Ayatini menjelaskan tentang proses kejadian manusia dalam kandungan setelah melewati 4 bulan pertama, yang oleh sebagian ulama disebut dengan dzulumat tsalats (40 hari pertama di dalam ovarium, 40 hari kedua, sejak 'alaqoh dalam ovarium berproses menjadi mudghah dan berpindah ke dalam rahim. 40 hari terakhir, saat embrio terbungkus kuat dalam suatu selaput yang disebut Tuba Fallopy (kulit ketuban). HukumBelajar Bela Diri Menurut Ajaran Agama Islam. Beladiri adalah salah satu olahraga yang menyehatkan, bermanfaat untuk melindungi diri, serta menyenangkan. Di era globalisasi sekarang ini, pengaruh negara lain juga merambah dibidang ini karena makin banyaknya jenis ilmu beladiri yang dikenal seperti taekwondo, taichi dan juga karate. bagaimanakah perencanaan usaha pembenihan ikan hias pada umumnya. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Sambil menikmati makan siang di sebuah restoran cepat saji di surabaya, menyempatkan menulis artikel yang berhubungan dengan obrolan saya dengan seorang staf yang saja ajak makan siang hari ini. Staf saya ini saya ajak karena hari ini saya harus mengunjungi sebuah “access point” untuk melakukan maintenance jaringan yang koneksinya buruk beberapa hari ini. Setelah selesai melakukan pengecekan jaringan, langsung deh saya ajak berhenti untuk makan siang, nah ketika sedang makan siang tiba-tiba ada seseorang bapak yang menghampiri saya sambil mengulurkan tangannya lalu berkata “pak firman ya, wah..lagi makan siang nih pak”. Sambil menyalami bapak ini saya pun menjawabnya, “pak budiono ya..gimana kabarnya pak?” Bapak ini adalah seorang alumni AMC sekitar 5 bulan yang lalu kayaknya di bulan Juli 2014, bapak ini duduk sebentar bersama saya lalu menceritakan pengalamannya selama ini dalam menerapkan metode AMC dalam kehidupannya sehari-hari, bapak ini memiliki bisnis restoran di surabaya dan juga sebagai PNS di salah satu instansi pemerintah propinsi. Beliau bercerita bahwa setelah mengenal AMC dia merasa memiliki banyak diri yang bisa bertugas masing-masing. “pak firman, saya benar-berterima kasih dengan ilmu ini, saya rasa bapak memberikan ilmu dengan sangat murah pak, ketika saya memahami AMC maka saya bisa membelah diri seperti prabu siliwangi yang saya idolakan, ketika saya sedang dikantor maka urusan di restoran juga bisa beres dan lancar, benar-benar ajaib pak, dan saya kagum dengan cara pak firman yang mengajarkan dengan sederhana,mudah dan santai. Oh ya pak, saya pengen gabung di grup facebook ya pak, saya baru dibuatkan facebook sama anak saya, maklum sudah tua gak pake facebook pak” sambil tertawa lepas bapak ini bercerita. Saya pun menyahuti obrolan ini, “hehe, gampang kan pak jadi prabu siliwangi yang membelah diri jadi banyak, kan bapak waktu itu dikelas yang semangat bilang kalau ilmu AMC ini ilmunya prabu siliwangi hehe”. Bapak ini pun menjawab “iya pak, AMC ini ilmu yang mahal sebenarnya sebab kalau dengan cara tradisional membutuhkan banyak pengorbanan baik dalam waktu dan materi, puasanya dan maharnya kan mahal pak, tapi pak firman ngajarnya hanya 1 hari dan tuntas semua, ini yang saya suka dari pak firman dibandingkan orang lain yang ngaku2 ngajar pikiran tapi dia tidak paham, oke pak firman saya duluan ya, soalnya sudah dari tadi saya disini hehe”, bapak ini izin pamit meninggalkan saya. Sambil bersalaman saya bicara kebapak ini “hehe..saya bukan seperti mereka pak, saya bukan dukun, saya juga bukan spiritual,bukan paranormal seperti mereka, saya akademisi, saya juga orang ilmiah telekomunikasi, lha ini saya baru benerin jaringan hehe. Saya hanya kasihan melihat bangsa ini diberikan pemahaman yang aneh, pemahaman yang susah, pemahaman yang berbelit tentang PIKIRAN, tentang kekuatan diri, padahal semuanya mudah dan sederhana. Ilmu membelah diri seperti prabu siliwangi sebenarnya hal yang mudah dan simpel jika kita memahami dengan benar, saya membuat metode AMC Alpha Mind Control hasil dari eksperimen yang memang saya kerjakan sendiri, saya mencoba ke diri saya untuk melakukan “pembelahan diri” dengan memiliki berbagai fungsi. Bahkan staf saya yang sekarang didepan saya juga kaget dan bertanya, “kok bisa ya pak firman menjadi banyak fungsi gitu, jadi dosen, memberikan training AMC, manager NOC Network Operation Center juga, bahkan konsultan IT juga, konsultan pikiran, apa gak pusing pak?”. Saya pun menjelaskan ke staf saya itu, “diri kita ini luar biasa, kalau kita bisa membagi-bagi diri, melakukan pembelahan diri dengan benar maka semua fungsi itu bisa kita lakukan. Coba lihat laptop ini, dalam suatu waktu bisa membuak banyak page, bisa membuka banyak aplikasi, hebat kan?masak kita kalah ama laptop ini, yang menciptakan laptop ini kan manusia, seharusnya manusia lebih hebat dari laptop ini, benar kan?” Dalam kelas AMC memang saya mengajarkan sampai ke tahap ilmu membelah diri ini, dibagian akhirnya sih sebab saya ingin membimbing orang sesuai prosedur dari pengenalan dasar sampai ke atas sehingga membuat orang dengan mudah memahami PIKIRANnnya. Saat saya mengakhiri artikel ini, saya harus mengatakan terima kasih kepada “salah satu diri saya” yang membisiki saya untuk menulis artikel ini, hehe.. Lihat Lyfe Selengkapnya Banyak orang yang sangat rajin mempelajari ilmu namun melupakan akhlak. Hal ini banyak terlihat di sekitar kita. Banyak orang pintar dengan titel pendidikan yang berderet sepanjang namanya, namun akhlaknya pada orang yang lebih tua atau orang lain justru sangat pentingnya mempelajari ilmu akhlak terlebih dahulu sebelum mempelajari ilmu lainnya. Berikut ini adalah beberapa manfaat mempelajari ilmu akhlak yang perlu diketahui1. Mudah mempelajari ilmu lainYusuf bin Al Husain berkata,بالأدب تفهم العلمBaca jugaHukum Bersedekah Kepada Non MuslimSejarah di balik hari Asyura dalam islamHukum Wudhu Menggunakan GayungAmalan penghapus Dosa ZinaPenyebab Doa Tidak Dikabulkan Allah SWTManfaat Shalawat Nariyah“Dengan mempelajari adab, maka engkau jadi mudah memahami ilmu.”Syaikh Sholeh Al Ushoimi berkata,“Dengan memperhatikan adab maka akan mudah meraih ilmu. Sedikit perhatian pada adab, maka ilmu akan disia-siakan.”Abu Zakariya An Anbari rahimahullah mengatakanعلم بلا أدب كنار بلا حطب، و أدب بلا علم كروح بلا جسد“Ilmu tanpa adab seperti api tanpa kayu bakar, dan adab tanpa ilmu seperti jasad tanpa ruh” Adabul Imla’ wal Istimla’ [2], dinukil dari Min Washaya Al Ulama liThalabatil Ilmi [10].2. Termasuk dalam kelompok mukmin yang baikNabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabdaأكملُ المؤمنين إيمانًا أحسنُهم خُلقًا“Kaum Mu’minin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya” HR. Tirmidzi no. 1162, ia berkata “hasan shahih”.3. Mengikuti perintah Allah Allah telah memerintahkan kita untuk selalu berakhlak dan beradab yang baik sebagaimana Rasul memberikan teladan bagi kita jugaPutra Putri Abu Bakar Ash ShiddiqCara menerima ujian dari Allah SWTPenyebab Terhalangnya Jodoh dalam IslamCara Menghindari Pelet Menurut IslamHukum akad nikah di bulan ramadhanAllah Ta’ala berfirman,وَإِنَّكَ لَعَلى خُلُقٍ عَظِيمٍ“Sesungguhnya engkau wahai Muhammad benar-benar berbudi pekerti yang luhur” Al-Qalam 4.وَقَضَى رَبُّكَ أَلاَّ تَعْبُدُواْ إِلاَّ إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَاناً“Dan Tuhan-mu telah Memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada kedua orang tua.” Jalan menuju surgaAkhlak yang baik adalah mereka yang memiliki jalan baik menuju surga. Tidak akan mungkin penghuni surga berisi orang yang tidak memiliki akhlak yang shallallahu alaihi wa sallam bersabda,أَكْثَرُ مَا يُدْخِلُ اَلْجَنَّةَ تَقْوى اَللَّهِ وَحُسْنُ اَلْخُلُقِ“Yang paling banyak memasukkan ke surga adalah takwa kepada Allah dan akhlak yang mulia.” HR At-Tirmidzi, Ibnu Maajah dan Al-Haakim dan dihasankan oleh Syaikh Al-Albani5. Mendapat kemudahan dalam kesusahanMereka yang memiliki akhlak yang baik akan mendapatkan kemudahan dalam berbagai kesulitan yang dihadapi. Hal ini tidak terlepas dari akhlak yang baik pada sesama sehingga orang di sekitarnya pun akan dengan tulus ikut jugaCara memilih calon pendamping sesuai syariat agamaTa’aruf menurut IslamPacaran dalam IslamHukum wanita non muslim memakai jilbabHukum wanita mengenakan jilbab motif menurut IslamKhadîjah Radhiyallahu anhuma berkataكَلَّا وَاللَّهِ مَا يُخْزِيكَ اللَّهُ أَبَدًا؛ إِنَّكَ لَتَصِلُ الرَّحِمَ، وَتَحْمِلُ الْكَلَّ، وَتَكْسِبُ الْمَعْدُومَ، وَتَقْرِي الضَّيْفَ، وَتُعِينُ عَلَى نَوَائِبِ الْحَقِّDemi Allâh tidak mungkin! Allâh tidak akan pernah menghinakanmu. Sebab engkau selalu bersilaturrahmi, meringankan beban orang lain, memberi orang lain sesuatu yang tidak mereka dapatkan kecuali pada dirimu, gemar menjamu tamu dan engkau membantu orang lain dalam musibah-musibah [HR. al-Bukhâri no. 3 dan Muslim no. 401]6. Diterimanya amalanSeseorang yang memiliki akhlak yang baik akan diterima segala amalannya. Ingatlah bahwa hubungan dengan manusia yang menimbulkan permasalahan atau bahkan pertengkaran dapat menjadi sandungan diterimanya amalan. Maka dari itu sangat penting untuk berakhlak yang baik. Beberapa ulama bahkan mengatakan,الأدب في العمل علامة قبول العمل“Adab dalam amalan merupakan tanda diterimanya amalan” Nudhratun Na’im fi Makarimi Akhlaqir Rasul Al Karim, 2/169.7. Mendapat keuntungan di hari akhirRasul pernah bersabda,ما من شيءٍ أثقلُ في ميزان العبد المؤمن يوم القيامة من حُسن الخلق. وإن الله يبغض الفاحش البذيTiada sesuatu yang lebih berat timbangan seseorang mukmin di hari kiamat daripada akhlak yang baik. Dan Allah sangat benci kepada orang yang kotor keji mulutnya dan kelakuannya HR. Turmidzi8. Disukai AllahMuslim dengan akhlak yang baik adalah orang yang paling disukai Allah. Hal ini banyak dijelaskan dan ditegaskan Allah dalam Al Quran. Allah berfirman,فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاصْفَحْ إِنَّ اللّهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ“Maka maafkanlah mereka dan biarkan mereka. Sungguh, Allah Menyukai orang- orang yang berbuat baik.” ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱسْتَعِينُوا۟ بِٱلصَّبْرِ وَٱلصَّلَوٰةِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلصَّٰبِرِينَHai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.QS Al-Baqarah Ayatb 153 Baca jugaSejarah Jilbab Dalam IslamHakikat Manusia Menurut IslamKedudukan Wanita Dalam IslamTujuan Hidup Menurut IslamTips Hidup Bahagia Menurut Islamفَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ ۖ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ ۖ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَMaka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.Surat Ali Imra ayat 159 9. Termasuk orang yang beruntungAllah berfirman,يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اصْبِرُوا وَصَابِرُوا وَرَابِطُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَHai orang-orang yang beriman, bersabarlah kalian dan kuatkanlah kesabaran kalian dan tetaplah bersiap siaga di perbatasan negeri kalian dan bertakwalah kepada Allah supaya kalian beruntung.QS Ali Imraanb 200 10. Mendapat pahala tanpa batasAllah berfirman,إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍSesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.QS Az-Zumar Ayat 10 مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَBarangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.QS An-Nahl Ayat 97 Itulah beberapa manfaat mempelajari ilmu akhlak. Sungguh tidak akan sempurna keimanan seseorang tanpa dibarengi dengan akhlak yang mulia. Demikianlah artikel yang singkat ini. Semoga artikel ini bermanfaat dan mampu meningkatkan ketakwaan kita. Aamiin. Hukum Bela Diri dalam Islam Bela diri adalah salah satu cabang olahraga yang menyehatkan dan juga menyenangkan. Banyak sekali aliran-aliran bela diri yang masing-masing memiliki karakter unik tersendiri. Seperti bela diri pencak silat, karate, tae kwon do, muay thai, kung fu, jujitsu dan lain sebagainya. Namun, tidak sedikit dijumpai beberapa beladiri yang disitu justru mengajarkan hal-hal yang tidak masuk akal. Lalu, bagaimanakah hukum bela diri dalam Islam itu sendiri? Benarkah bela diri diharamkan dalam Islam? Mari kita ulas dalam artikel berikut ini A. Belajar Bela Diri Bisa Berpahala Apabila seseorang mempelajari bela diri dalam rangka mempersiapkan diri untuk berjihad di jalan Allah, maka hal ini menjadi berpahala. Karena, mempersiapkan diri untuk berjihad itu sendiri hukumnya wajib bagi seorang muslim. Allah ta’ala berfirman وَأَعِدُّوا لَهُم مَّا اسْتَطَعْتُم مِّن قُوَّةٍ وَمِن رِّبَاطِ الْخَيْلِ تُرْهِبُونَ بِهِ عَدُوَّ اللَّهِ وَعَدُوَّكُمْ وَآخَرِينَ مِن دُونِهِمْ لَا تَعْلَمُونَهُمُ اللَّهُ يَعْلَمُهُمْ ۚ وَمَا تُنفِقُوا مِن شَيْءٍ فِي سَبِيلِ اللَّهِ يُوَفَّ إِلَيْكُمْ وَأَنتُمْ لَا تُظْلَمُونَ Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang yang dengan persiapan itu kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya dirugikan. [QS. Al-Anfal 60] Ayat ini menunjukkan bahwa seorang muslim hendaknya mempersiapkan dirinya untuk berperang menghadapi musuh-musuh Allah dengan kekuatan apapun yang ia sanggupi. Entah itu dengan hartanya, ilmunya, pemikirannya, maupun fisiknya, termasuk mempelajari bela diri. Apabila bela diri ini kita pelajari dalam rangka mempersiapkan menghadapi musuh Allah maka akan menjadi ibadah di sisi Allah. Namun, apabila bela diri ini kita pelajari hanya sekedar olahraga ataupun hobby maka hanya akan menjadi hal yang mubah. Selain itu, belajar bela diri akan membuat tubuh kita semakin kuat dan lebih pemberani. Allah sendiri lebih mencintai hamba-Nya yang kuat baik fisik maupun jiwanya imannya dari pada hamba-Nya yang lemah. Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam bersabda الْمُؤْمِنُ الْقَوِيُّ، خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى اللهِ مِنَ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيفِ Orang iman yang kuat lebuh baik dan lebih dicintai oleh Allah dari pada orang iman yang lemah. [HR. Muslim 2664] Apabila badan kita kuat maka kita akan lebih kuat dan lebih bersemangat dalam beramal shalih. Apalagi apabila tubuh kita kuat tentu akan bermanfaat untuk berjihad dan berjuang membela agama Allah. B. Belajar Bela Diri Hukumnya Haram Apabila Pada asalnya mempelajari atau mengikuti aliran bela diri apapun hukumnya mubah atau boleh-boleh saja dalam Islam. Bahkan akan menjadi wajib bila ulil amri yang memerintahkan dalam rangka mempersiapkan diri untuk berjihad. Namun, akan menjadi haram apabila tidak memperhatikan batasan-batasan sebagai berikut 1. Mengajarkan Bid’ah dan Kesyirikan Apabila dalam perguruan bela diri yang diikuti ternyata mengajarkan ibadah-ibadah yang tidak ada dasarnya dalam Islam maka segera keluar dan jangan diikuti. Contoh Melakukan puasa sekian hari atau harus dilakukan di tempat tertentu agar mendapatkan kekuatan tertentu dsb. Latihan pernafasan yang diiringi dengan zikir-zikir atau doa tertentu. Zikir-zikir yang ditentukan agar memperoleh kekuatan tertentu dsb. Wirid-wirid apapun entah doa ataupun zikir yang ditentukan cara waktu ataupun tempatnya yg tidak ada dalam syariat dalam rangka memperoleh kekuatan tertentu yang tidak masuk akal. dan lain semacamnya Apalagi apabila perguruan tersebut mengajarkan kesyirikan, seperti Menggunakan jimat agar mendapatkan perlindungan Ilmu-ilmu atau kekuatan yang tidak masuk akal seperti ilmu kanuragan, atau ilmu yang diperoleh dengan ritual ibadah tertentu seperti doa, wirid, zikir dsb atau mendapatkan transfer kekuatan dari guru dan semacamnya. Ketahuilah semua kekuatan yang diperoleh dengan melakukan hal-hal semacam itu hanyalah kebohongan, sihir, dan bantuan dari jin. Oleh karenanya pahamilah bahwa bela diri hanyalah sekedar latihan fisik untuk memperkuat potensi kekuatan yang ada pada tubuh, tidak lebih dari itu. 2. Kesetiaan atau Loyalitas Terhadap Perguruan yang Berlebihan Seorang muslim hendaknya meletakkan loyalitasnya hanya atas dasar Islam semata, tidak selainnya. Banyak bela diri yang dijumpai masih mengajarkan loyalitas dan kesetiaan yang berlebihan pada perguruan bela dirinya. Sehingga seakan-akan bela diri sudah menjadi aliran kepercayaan, ideologi atau hal lain sejenisnya. Apabila ia keluar atau pindah ke perguruan lain maka akan dianggap sebagai musuh. Biasanya hal ini muncul dikarenakan gengsi dari masing-masing perguruan. Seakan-akan bela dirinya lah yang paling hebat dibandingkan aliran-aliran bela diri yang lain. Padahal bela diri sejatinya hanyalah bela diri, olahraga fisik, tidak lebih dari itu. Sampai saat ini pun masih dijumpai beberapa perguruan bela diri yang tampak bermusuhan. Padahal diantara mereka ada yang sesama muslim, yang sejatinya adalah saudara. Hal ini tentu merupakan suatu kekeliruan, karena fanatik berlebihan seperti ini merupakan perilaku orang jahiliyyah. Fanatik dan loyalitas yang berlebihan akan menimbulkan banyak kerusakan. Tak jarang terjadi saling membunuh hanya gara-gara berbeda perguruan. Padahal apabila seorang muslim mati atas dasar pembelaan terhadap kelompoknya maka ia digolongkan mati dalam keadaan jahiliyyah. Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam bersabda مَنْ قُتِلَ تَحْتَ رَايَةٍ عِمِّيَّةٍ يَدْعُو عَصَبِيَّةً أَوْ يَنْصُرُ عَصَبِيَّةً فَقِتْلَةٌ جَاهِلِيَّةٌ Barang siapa yang terbunuh di bawah kelompok fanatik buta, atau mengajak pada kelompoknya, atau menolong kelompoknya, maka ia mati dalam keadaan jahiliyyah [HR. Muslim 1850] C. Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan Saat Belajar Bela Diri Setelah kita bahas hukum bela diri dalam Islam dapat kita simpulkan bahwa mengikuti perguruan bela diri secara umum diperbolehkan dalam Islam, selama perguruan tersebut tidak mengajarkan hal-hal yang dilarang dalam Islam. Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika seseorang sedang berlatih bela diri. 1. Menjaga Hati Sebagai seorang muslim, kita wajib menjaga hati kita saat sedang berlatih bela diri. Jangan sampai kita niatkan mempelajari bela diri agar bisa menzalimi orang lain. Apalagi merasa hebat dan sombong setelah memiliki kemampuan bela diri yang luar biasa. Akan sangat baik sekali apabila kita niatkan belajar bela diri untuk melindungi diri sendiri dan juga orang lain. Apalagi diniatkan untuk berjuang di jalan Allah, semisal untuk berdakwah ke tempat yang terpencil, berbahaya dsb, tentu ini membutuhkan ilmu bela diri agar bisa menjaga diri dari kezaliman. 2. Menjaga Adab dengan Lawan Jenis Kebanyakan perguruan bela diri masih dijumpai terjadi campur baur antara laki-laki dan perempuan. Terkadang terjadi bersentuhan antara laki-laki dan perempuan saat berlatih. Biasanya terjadi ketika pelatih memperbaiki gerakan muridnya yang merupakan lawan jenisnya atau saat sparing. Oleh karena itu, saat berlatih bela diri hendaknya dipisah antara laki-laki dan perempuan. Pelatih laki-laki melatih laki-laki, sementara pelatih perempuan melatih yang perempuan. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi ikhtilat dan bersentuhan dengan yang bukan mahramnya. 3. Tidak Memukul Wajah Biasanya, saat praktik gerakan bela diri kita dituntut untuk mengarahkan pukulan ke arah wajah. Hal ini masih diperbolehkan apabila pukulan itu hanya sekedar untuk berlatih dan masih dalam koridor aman. Karena, lawan yang dipukul sudah tahu bahwa ia akan dipukul ke arah wajah dan ia masih bisa menangkis dan menghindarinya. Namun, apabila dalam pertandingan, maka ini tidak diperbolehkan. Karena biasanya pukulan yang dilontarkan adalah pukulan yang benar-benar mengenai wajah. Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam bersabda إِذَا قَاتَلَ أَحَدُكُمْ فَلْيَجْتَنِبِ الْوَجْهَ Ketika salah seorang hendak memukul, maka hindarilah wajah [HR. Bukhari 2420] 4. Berlatih dengan Aman Bela diri termasuk olahraga yang banyak mengandung resiko cidera. Sementara di dalam Islam kita dilarang menjerumuskan diri kita dalam kerusakan. Allah ta’ala berfirman وَلَا تُلْقُوا بِأَيْدِيكُمْ إِلَى التَّهْلُكَةِ dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan [QS. Al-Baqarah 195] Oleh karenanya seorang muslim wajib menjaga dirinya dari hal-hal berbahaya yang mungkin terjadi saat berlatih bela diri; seperti menggunakan matras, pelindung tulang kering, pelindung badan, sarung tinju, dan perangkat keamanan yang lainnya. Demikianlah hukum belajar bela diri dalam Islam beserta hal-hal yang harus diperhatikan saat berlatih. Semoga bermanfaat. Amiin. - Akhlak yang mulia merupakan salah satu indikator kekuatan iman seorang muslim. Bagaimanapun juga, salah satu misi ajaran Islam adalah untuk menyempurnakan akhlak umat manusia. Hal itu tergambar dalam sabda Nabi Muhammad SAW “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak,” Baihaqi. Saking pentingnya akhlak dalam Islam, sebagaimana dilansir NU Online, ia menjadi disiplin ilmu tersendiri di antara bidang-bidang keilmuan lainnya. Kadang kala, ia diintegrasikan dengan tasawuf dan filsafat karena berhubungan erat dengan konsep etika, moralitas, dan lain sebagainya. Selain dilakukan pada orang lain, akhlak terpuji juga mesti diterapkan pada diri sendiri dengan menjalankan perintah agama dan menghindari perilaku-perilaku tercela yang dilarang Islam. Berikut ini akhlak terpuji yang dapat diterapkan pada diri sendiri sebagaimana dikutip dari buku Akidah Akhlak 2020 yang ditulis oleh Muta'allimah. 1. Menuntut ilmuMenuntut ilmu adalah kewajiban setiap muslim. Bahkan, ayat pertama yang diturunkan pada Rasulullah adalah perintah membaca, sebagai salah satu cara untuk memperoleh ilmu. Seseorang yang menuntut ilmu dengan sungguh-sungguh berarti ia sudah berakhlak mulia pada dirinya sendiri, sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW "Barang siapa menempuh satu jalan [cara] untuk mendapatkan ilmu, maka Allah pasti mudahkan baginya jalan menuju surga," Muslim. Ilmu yang wajib dipelajari seorang muslim adalah ilmu agama, minimal paham dasar-dasar ajaran Islam. Selanjutnya, ia juga dituntut untuk menimba ilmu duniawi sesuai dengan bidang yang ia geluti sehari-harinya. 2. Bekerja kerasIslam sangat mewanti-wanti umatnya untuk tidak menjadi pemalas. Jika seseorang memiliki suatu keinginan, ia diimbau untuk bekerja keras merealisasikan keinginannya tersebut. Dalam Islam, bekerja keras istilahnya adalah berikhtiar sesuai kemampuan masing-masing. Bekerja keras dan tidak berpangku tangan pada orang lain adalah teladan dari Rasulullah SAW, sebagaimana sabda beliau "Barangsiapa yang pada waktu sore merasa lelah karena pekerjaan kedua tangannya [bekerja keras] maka pada saat itu dosanya diampuni,” Thabrani. 3. Bekerja cerdas produktif, kreatif, dan inovatifSelain bekerja keras, Islam juga mengajarkan umatnya untuk bekerja cerdas dengan kinerja yang produktif, kreatif, dan inovatif. Orang yang bekerja cerdas akan mencari cara agar kinerjanya efisien dan tidak membuang-buang waktu. Dalil untuk bekerja cerdas ini tertuang dalam Al-Quran surah Ar-Ra'du ayat 11 "Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya, dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia," QS. Ar-Ra’du [13] 11. Perintah untuk inovatif dan kreatif ini bertujuan agar umat Islam selalu melek perkembangan zaman, serta tidak tertinggal dengan umat-umat lainnya. Sebagai misal, di tengah perkembangan teknologi yang pesat, seorang muslim dituntut untuk beradaptasi dengan lingkungannya, mengembangkan diri, serta menyesuaikan dengan kondisi era sekarang. Metode dakwah juga harus adaptif, seperti memanfaatkan media sosial, surat kabar, saluran televisi, hingga kanal YouTube agar menjangkau audiens yang lebih luas. Kendati ada perintah untuk kreatif dan inovatif, namun hal ini hanya berlaku untuk perkara dunia, bukan dalam perkara ibadah. Mengada-ada hal baru dalam perkara ibadah tergolong bidah yang dilarang Islam. 4. Bertawakal pada AllahSeorang muslim tidak hanya menyandarkan usahanya atas kemampuannya sendiri, melainkan juga memasrahkan hasil usahanya kepada Allah SWT. Berserah diri pada Allah SWT atas usahanya itu dikenal dengan sebutan tawakal, yaitu mewakilkan dirinya kepada Allah. Apabila seorang muslim bertawakal pada Allah, maka ia tidak akan kecewa atau berputus asa atas hasil apa pun yang ia peroleh nantinya. Muh. Muinudinillah Basri dalam buku Indahnya Tawakal 2008 menjelaskan bahwa tawakal mencakup permohonan total kepada Allah SWT agar memberikan pertolongan dan rida atas tekad yang sudah ditetapkannya. Tawakal dapat dimulai ketika seorang muslim sudah menetapkan tekad ingin melakukan suatu hal, tidak harus menunggu hingga ia berikhtiar terlebih dahulu, sebagaimana firman Allah SWT dalam surah Ali Imran ayat 159 “Kemudian, apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertwakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal pada-Nya," Ali Imran [3] 159.Baca juga Pengertian Akhlak Mahmudah dalam Agama Islam dan Contoh Sifatnya Jenis-Jenis Akhlak Menurut Islam Pengertian, Contoh dan Manfaatnya - Pendidikan Kontributor Abdul HadiPenulis Abdul HadiEditor Dhita Koesno Kewajipan menuntut ilmu Seseorang muslim dapat memelihara akalnya dengan ilmu dan mempergunakan akalnya untuk mendapat petunjuk serta nikmat Allah Subhanahuwata’ala. Oleh itu, di sisi Islam, menuntut ilmu adalah amalan fardhu dan mulia bagi setiap muslim dan muslimah. Sabda Rasulullah Salallahu’alaihiwasallam “Mencari ilmu adalah fardhu ke atas setiap muslim” Hadits riwayat Ibnu Majah Sehubungan dengan itu Allah Subhanahuwata’ala juga menyeru kepada setiap muslim supaya terus-menerus menuntut ilmu. Dialah yang akan mengangkat darjat para ilmuan ulama’. Ilmuan juga digolongkan oleh Allah Subhanahuwata’ala sebagai orang yang bertaqwa. Firman-Nya إِنَّمَا يَخۡشَى ٱللَّهَ مِنۡ عِبَادِهِ ٱلۡعُلَمَٰٓؤُاْۗ Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hambanya hanyalah ulama’. Surah Fathir 28 Oleh yang demikian, kita dituntut oleh Islam supaya bersungguh-sungguh menuntut ilmu pengetahuan supaya semakin bertambah ilmu, maka semakin dekatlah diri kita dengan Allah Subhanahuwata’ala. Ilmu itu merupakan cahaya untuk kita lebih merasai keesaan Allah Subhanahuwata’ala, serta kekuasaan dan keagongan-Nya. Dengan ini akan bertambahlah ketakutan ketaqwaan kepada Allah Subhanahuwata’ala. Islam juga mengutamakan orang yang mempunyai ilmu sepertimana firman Allah Subhanahuwata’ala قُلۡ هَلۡ يَسۡتَوِي ٱلَّذِينَ يَعۡلَمُونَ وَٱلَّذِينَ لَا يَعۡلَمُونَۗ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُوْلُواْ ٱلۡأَلۡبَٰبِ ٩ Adakah sama orang yang mengetahui dengan orang yang tidak mengetahui? Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran. Surah Az-Zumar 9 Safwan Ibn Assal Al-Maradi telah datang menemui Rasulullah Salallahu’alaihiwasallam sedang baginda berada di masjid, maka berkatalah dia kepada Rasulullah Salallahu’alaihiwasallam Wahai Rasulullah Salallahu’alaihiwasallam, aku ini sedang mencari ilmu. Maka Rasulullah Salallahu’alaihiwasallam pun bersabda yang bermaksud Dipersilakan dengan gembira kepada penuntut ilmu, sesungguhnya penuntut ilmu diselubungi oleh para malaikat sehingga bersusun sebahagiannya ke atas sebahagiannya hingga sampai mereka kelangit dunia, lantaran cinta mereka kepada apa yang dituntutnya. Riwayat Ahmad, Attabarani, Ibnu Habban dan Al-Hakim Menuntut ilmu hingga ke akhir hayat Yang dikatakan menuntut ilmu hingga ke akhir hayat ialah kita terus menerus membaca, mengkaji serta menambahkan ilmu hinggalah ke akhir hayat. Para salafussoleh dan ulama’-ulama’ terdahulu, mereka memandang bahawa ilmu itu akan hidup dan berkembang terus dengan cara belajar dan membaca. Sebaliknya ilmu itu akan kering serta layu apabila berhenti belajar dan membaca. Sebuah kata-kata masyhur oleh Imam Ibn Abdul Barri Kamu sentiasa menjadi alim selagi mana kamu menjadi pelajar, maka apabila kamu merasa cukup, kamu telah menjadi jahil. Imam Malik juga ada mengatakan Tidak wajar bagi seorang yang mempunyai ilmu meninggalkan pelajarannya. Telah di katakan kepada Ibn Mubarak “Sampai bilakah kamu menuntut ilmu?”. Beliau lantas menjawab, “Hingga ke akhir hayat dan boleh jadi ada kalimah yang berguna kepadaku yang belum aku tulis lagi.” Alangkah indahnya jawaban Imam Sufian terhadap soalan “Siapakah di antara manusia yang paling berhajat kepada ilmu?”. Maka berkatalah Imam Sufian, “orang yang paling alim di kalangan mereka”. Justeru itu alangkah cintanya para ulama’ terdahulu terhadap ilmu dan alangkah besarnya ilmu di dalam jiwa mereka. Oleh itu marilah manusia yang ada pada hari ini mengikut dan meneladan jejak langkah mereka. Kesimpulan Islam mendidik umatnya supaya terus-menerus menuntut ilmu. Menuntut ilmu adalah fardhu di atas setiap individu muslim. Penuntut muslim bertanggungjawab menuntut ilmu dengan sebaik yang mungkin. Menuntut ilmu di nilai sebagai amal jihad di sisi Allah Subhanahuwata’ala dan mendapat pahala di sisi-Nya. Islam menyeru umatnya menuntut ilmu agar lebih dekat dan bertaqwa kepada Allah Subhanahuwata’ala. Tanpa Ilmu manusia buta, tanpa iman manusia sengsara. Contohilah ulama’ terdahulu di atas kesungguhan mereka mencari ilmu walaupun terpaksa berjalan beribu-ribu batu jauhnya. Kita hendaklah menuntut ilmu serta melaksanakannya dalam kehidupan kita kerana Allah Subhanahuwata’ala. InsyaAllah usaha-usaha kita itu akan mendapat keberkatan dan keredhaan daripada Allah Subhanahuwata’ala.

ilmu membelah diri menurut islam